Kamis, 11 November 2010

Cara Meraih Cinta Allah^^

Akhina Ifa Alhaqqu Mirrabbika 12 Agustus jam 3:50 Balas • Laporkan
Assalamulaikum Warahmatullah

Apa kabar Habibilah?
Bagaimana kabar2 sahabat2 semua di hari kedua Ramadhan ini?
Masih semangat Khan? Insya Allah
Masih semangat ^^
Subhanallah...
Allahu Akbar ^^

Ada artikel baru lagi nih:

***Cara Meraih Cinta Allah***

Kebanyakan orang ingin mengetahui tentang bagaimana orang lain menilai mereka akan tetapi sedikit sekali yang ingin mengetahui tentang bagaimana Allah menilai mereka. Apakah Allah menerima amalan-amalanmu ? Apakah kita telah mengetahui bagaimana Allah menilai amalan-amalan kita ?
Ada sebuah hadits Qudsi dalam shohihul Bukhari yang menjelaskan tentang bagaimana seseorang dikatakan bahwa mereka telah mencapai keridho’an dan kecintaan Allah Yang Maha Kuasa.

Akan tetapi yang pertama kita pahami dulu perbedaan antara hadits Qudsi dan hadits Nabawi. Hadits Qudsi dan hadits Nabawi adalah statemen (perkataan) yang diriwayatkan oleh Nabi SAW akan tetapi hadits Qudsi adalah pernyataan dari perkataan Nabi tentang apa yang Allah firmankan... Jadi kata-kata (dari hadits Qudsi) adalah dari Nabi SAW akan tetapi maknanya dari Allah.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra bahwa Rosulullah SAW bersabda :Allah berfirman : Orang yang menunjukkan permusuhan dengan waliKu maka Aku menyatakan perang dengannya.

Al Wali adalah individu yang dicintai Allah. Hadist tersebut berlanjut:

....Kecintaan terhadap sesuatu bersama dengan hamba-Ku yang datang mendekatkan diri kepada-Ku adalah (karena perbuatannya) yang telah Aku wajibkan atasnya untuk dilakukan. Hambaku menjaga kedekatannya dengan-Ku dengan amalan-amalan Nawafil (amalan-amalan sunnah) hingga Aku mencintainya. Ketika Aku mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya yang ia mendengar dengannya, menjadi penglihatannya yang ia melihat dengannya, menjadi tangannya yang ia bergerak dengannya dan menjadi kakinya yang ia berjalan dengannya. Jika dia meminta sesuatu dariKu, Aku akan mengabulkannya. Jika dia meminta perlindungan maka Aku akan melindunginya. Aku tidak akan pernah berhenti melakukan sesuatu yang ingin Aku lakukan..... Mukmin membenci kematian dan Aku membencinya melakukan dosa.

Hadits ini membahas banyak persoalan, akan tetapi ketika Allah berfirman, “Barangsiapa menunjukkan permusuhan denganWali-Ku maka Aku akan menyatakan perang dengan-Nya. Karena itulah penting bagi kita untuk mengetahui siapa Wali Allah dan Apa arti Wali itu sendiri.

Al Wali adalah Al-Qareeb min Allahâ. Orang yang dekat kepada Allah. Bagaimana seseorang bisa dekat dengan Allah ? Dengan memenuhi kewajiban-kewajiban dan tugas-tugas yang Allah perintahkan dan dengan menjauhkan diri dari apa yang Dia larang.

Jadi kapan saja kamu mendengar Waliyullah atau Auliyaaâ Allah (bentuk jamak) itu menunjuk pada orang yang dekat kkepada Allah dan orang yang dekat kepada Allah adalah orang yang sempurna dan mereka selalu berbicara kebenaran.

Orang yang berbicara kebenaran, menyeru kepada kebaikan, mencegah keburukan, berperang dalam jihad, menegakkan Dien Allah dan mengemban akidah, dia adalah seorang wali dari Auliyaa Allah.

Semua hamba Allah adalah sama, akan tetapi Allah meninggikan orang yang memiliki ketaqwaan lebih (Takut terhadap-Nya). Dalam surat Al Hujurat, Allah SWT berfirman

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal, sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang-orang yang paling bertaqwa diantar kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al hujurat,49:13)

Imam Al Junaid pernah ditanya, Apakah wali adalah orang yang berjalan di atas bumi? Imam menjawab,Tidak. “Apakah orang yang berjalan di atas air? Imam menjawab Tidak.Wali adalah orang yang kamu lihat di tempat yang halal (memenuhi kewajibannya), dan kamu tidak menemukannya di tempat yang haram.

Oleh karena itu Wali berada di tempat yang Allah menginginkannya berada dan tidak ada dari tempat yang Allah tidak inginkan dia berada di sana. Sesuatu yang membuat kamu dekat kepada Allah akan membuatmu merasa superior, tenang, gembira dan sukses.

Jadi wali adalah Al Qareeb. Orang yang dekat kepada Allah dan kaafir (orang yang tidak beriman) adalah al Ba’eed orang yang jauh dari Allah. Wali adalah orang yang dekat dengan kasih sayang Allah dan ampunan-Nya. Adapun orang-orang kafir adlah orang yang jauh dari kasih sayang dan ampunan-Nya. Allah SWT berfirman :

Katakanlah: :Al-Qurâ an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Qurâ-an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) orang –orang yang dipanggil dari tempat yang jauh.
(QS. Fushilat,41:44)

Allah SWT berfirman kepada Rosulullah SAW,

Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).
(QS. Al Alaq,96:19)

Jadi Allah SWT menginginkan kita untuk mendekatkan diri kepada-Nya, bukan kepada orang-orang kafir, orang-orang Musyrik, PBB, hukum-hukum buatan manusia, pezina (baik belum menikah maupun yang sudah, homoseksual, pergaulan bebas, riba, asuransi, kartu kredit dan apa saja yang lain yang dilarang oleh Islam.

Kasih sayang-Nya terbuka kepada setiap orang, peliharalah dirimu untuk memenuhi kewajiban-kewajibannmu dan jauhkan dirimu dari apa yang Allah larang karena hal ini akan menyebabkan kamu menjadi salah satu dari Auliyaaâ Allah, Allah SWT berfirman

Ingatlah sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu betakwa,. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.
(QS. Yunus,10:62-64)

Orang yang menolong agama (Dien) Allah adalah Auliyaaâ-Nya dan Allah berjanji untuk menolong mereka dan menjadikan mereka teguh dalam pendiriannya.

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
(QS. Muhammad,47:7)

Jika kamu menegakkan perintah Allah berarti kamu menolong agama-Nya, kemudian Dia (Allah) akan menolongmu. Kapan saja manusia memenuhi perintah Allah maka akan ada tamkeen (Kekuasaan) lebih karena Dien Allah di muka bumi. Allah tidak butuh pertolonganmu akan tetapi jika kamu menolong Dien maka Dia (Allah) akan menolongmu.

Mudah untuk mengatakan, Satu milyar poundsterling akan tetapi tidak mudah sebenarnya mengumpulkan jumlah ini. Serupa dengan itu, mudah untuk menyebut,waliyullah’akan tetapi menjadi wali Allah adalah sesuatu yang berbeda.

Tingkatan tertinggi atau posisi dalam kata ini adalah menjadi Abdullah (hamba Allah), bukan seorang doktor atau sesuatu yang lain. Kehormatan tertinggi dan memiliki hak-hak istimewa adalah mencapai Keridhoâan Allah bukan tingkatan PhD atau Diploma.

Tidak akan menjadi hamba yang dekat dengan Allah kecuali dikarenakan dia memenuhi apa saja yang Allah wajibkan atasnya untuk dilakukan seperti membayar zakat, memberi nasehat kepada orang-orang muslim, menyeru kepada kebaikan, melarang keburukan, berbicara melawan hukum-hukum buatan manusia dan syirik, mengajarkan manusia dengan Islam, sholat, berjuang untuk khilaafah, membantu yang membutuhkan dan lain sebagainya. Jadi jika kamu melakukan yang fardhu (wajib) maka kamu akan menjadi orang yang dekat kepada Allah dan jika kamu gagal mengerjakannya, maka Dia (Allah) akan menghukummu.

Jika kamu telah mengerjakan kewajiban-kewajibanmu, setelah itu kamu dapat mengerjakan amalan-amalan Nawafil dan inilah yang akan membuatmu lebih dekat kepad Tuhanmu.

Orang yang menjadi wali Allah akan dilindungi oleh Allah. Allah akan menjadikan ia kebal terhadap bisikan syaithon dan Allah akan mencegah pendengarannya dari mendengar sesuatu yang dilarang. Terlebih lagi Allah akan mencegah matanya dari melihat apa-apa yang terlarang dan mencegah lisannya dari kata-kata buruk serta perbuatannya dari mengerjakan sesuatu yang haram seperti voting (pemilu) untuk hukum buatan manusia atau pergaulan bebas dan lain-lain. Inilah yang diartikan oleh hadist : ... Dan ketika Aku mencintainya, maka Aku akan menjadi pendengarannya yang ia mendengar dengannya, penglihatannya yang ia melihat dengannya, tangannya yang ia bergerak dengannya dan kakinya yang ia berjalan dengannya...

Wahai Ikhwan dan Akhwat, lakukanlah yang fardhu dan jauhilah yang haram maka dengan itu kamu akan dicintai oleh Allah dan menjadi Auliyaaâ-Nya. Insya Allah.
__________________
ISY KARIMAN OUMUT SYAHIDAN

Sumber: http://forum2.plasa.com/showthread.php?p=8400506
Redirections: http://www.mahabbatullah.co.cc/

Kamis, 18 Maret 2010

Taman

Seorang ayah mengajak isteri dan anak-anaknya berwisata keluar kota. Sang ayah berharap agar keluarga yang dipimpinnya bisa menemukan ketenangan, rileksasi, dari hiruk pikuk kehidupan sehari-hari.

Tibalah sang ayah dan keluarganya di suatu tempat yang penuh dengan suasana hijau. Pepohonan nan rindang menyejukkan pandangan mata, rerumputan yang senantiasa menghaluskan pijakan dan tapakan kaki yang begitu lelah dengan suasana kota. Suasana pegunungan nan biru menyegarkan kembali harmonisasi hubungan keluarga.

“Ah, sungguh tempat yang tepat untuk mencari ketenangan,” ujar sang ayah sambil memandangi keriangan isteri dan anak-anaknya ketika membaur dengan suasana hijau. Sebuah penginapan pun menanti mereka untuk mendapatkan kesegaran baru dari penatnya perjalanan jauh.

Hari pun berganti, dan tibalah sang ayah dan keluarga yang dipimpimnya kembali menuju kehidupan kota. Mulailah terbayang oleh masing-masing mereka sebuah kepenatan, kebisingan, kekhawatiran, dan berbagai ketidaknyamanan yang seperti biasa mereka hadapi.

Sang ayah memandangi reaksi mereka satu per satu ketika kendaraan yang mereka tumpangi berhenti di rumah mereka yang padat. “Ah, aku hanya mengajak keluargaku lari dari kebisingan. Bukan ketenangan yang hakiki,” batin sang ayah sambil menyemangati isteri dan anak-anaknya dengan hiasan senyuman.

***

Hidup butuh keseimbangan. Ketika kepenatan dan berbagai perasaan tak nyaman menumpuk, orang butuh ketenangan. Itulah arah yang mereka kejar untuk mendapatkan keseimbangan baru dalam hidup.

Sayangnya, ketenangan yang mereka cari hanya sebuah selingan dari berbagai himpitan kesibukan hidup yang sangat melelahkan. Ketenangan dalam taman-taman yang mereka cari, ternyata hanya lapisan tipis gula pemanis dari tumpukan pahitnya hidup yang menggelut.

Bukan itu taman yang sebenarnya mereka cari. Taman ketenangan yang melahirkan keseimbangan hidup sebenarnya tidak semahal yang selama ini orang kejar. Ia dalam diri setiap manusia. Itulah hati. Berzikirlah, niscaya ketenangan akan melekat dalam hati untuk kurun yang lama.

Berzikirlah dan berzikirlah, karena di situlah ketenangan yang hakiki. Berzikirlah, karena di situlah taman penenang hati yang sebenarnya.”

Minggu, 31 Januari 2010

Yang Tersisa dari Sebuah Kisah

Ditengah hiruk pikuk Kota Gurindam dengan Aksi Demonstrasi yang dilakukan Oleh para Aktifis KAMMI, sebuah gerakan Mahasiswa yang konon mengedepankan Aspek Da’wah dalam menjalankan Aktifitasnya. Dan ditengah-tengah Aksi itu hadir sosok yang tidak asing lagi para Aktifisnya, maupun masyarakat umum. Ya… di merupakan sosok yang begitu garang ketika dalam Aksi, sosok yang tidak terlalu ideal dalam badannya. Kecil, tapi menurut para kaum Inteligent POLRESTA TANJUNGPINANG dia merupakan dalang dari berbagai macam Aksi yang di lakukan oleh KAMMI di zamannya. Dan setiap masa mesti meninggakan sebuah kisah, seperti kisah dari sosok yang saat ini menjadi topik. Tak banyak yang ia lakukan semasa di KAMMI, beliau pernah mengatakan pada seorang sahabat, maupun di Forum-forum KAMMI bahwa masuknya di KAMMI merupakan secara kebetulan tanpa ia duga sebelumnya.
Hari-hari yang dilaluinya bersama KAMMI telah banyak menempa dirinya untuk menjadi kader militan. Dan banyak sekali pengalaman yang ia bukukan bersama KAMMI hingga ia terpaksa untuk menjadi Amir di KAMMI, namun itu semua ia jalani dengan penuh Istiqomah. Ketika seorang temannya meminta menulis sebuah Novel yang mengangkat tentang pengalamannya bersama KAMMI, tapi beliau selalu menolaknya, namun ketika didesak terus oleh sang teman, barulah ia menulisnya.
Dalam suasana yang sunyi itu kami mulai bercerita. Perkenalnnya bersama KAMMI di awali ketika ia diajak untuk mengikuti Daurah Marhalah I KAMMI di Kota Batam. Dan berangkatlah ia ke Batam bersama rombongan ke Batam untuk mengikuti kegiatan tersebut. Tapi anehnya, beliau sendiri tidak mengatahui apa itu Daurah Marhalah I KAMMI, setelah di Batam beliau baru mengetahui bahwa itu adalah KAMMI alias Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, kalau dalam persepsi orang-orang kiri menyebutnya dengan ABG alias Akhwat Berjilbab Gede, bukan Anak Baru Gede lho…
Hari-hari berlalu dilaluinya bersama KAMMI hingga suatu saat dalam Syuro Internal bersama-sama teman-termannya memintanya untuk menjadi Amir di KAMMI, awalnya beliau menolaknya dengan alasan selain belum mencapai Kafa’ah banyak kader yang menolak beliau untuk menjadi Amir di KAMMI. Tetapi dengan berbagai alasan yang di kemukan oleh teman-temanya, dengan Bismillah ia menerimanya. Banyak peristiwa yang beliau alami saat menjadi Amir di KAMMI, ketika Kampus tempat beliau meninba Ilmu di bangku perkuliahan diadakan pemilu mahasiswa yang menempatkan kadernya menjadi Calon dan memenangkan pertarungan tersebut. Namun kemenangan tersebut menimbulkan rekasi penolakan terhadap lawan yang kalah. Dan akhirnya sang lawan menerimanya kekalahan tersebut berkat lobi antara beliau dengan ketua elemen Mahasiswa tempat sang lawan bernaung.
Hingga suatu saat datang Intruksi dari Pengurus KAMMI Pusat untuk memintanya segera melaksanakan persiapan untuk membentuk KAMMI Daerah Kep. Riau. Nah saat ini merupakan masa-masa yang sulit baginya untuk menjalankannya, bukan amanah untuk membentuk KAMMI Daerah yang membuatnya berat, tetapi Amanah dari Teritorial 1 dan KAMMI Pusat yang memintanya untuk menjadi Amir di KAMMI Daerah Kep. Riau, sesuai amanat dari para orang tua di Jammah ini. Hari-hari dilaluinya saat itu dengan penuh Cobaan. Samabil meneteskan Air mata ian mengatakan ke pada Sahabat yang menemaninya “Sahabatku… Aku tidak sanggup untuk memikul bebabn itu untuk menjadi Amir disitu, karena itu bukan tempatku” lebih lanjut ia mengatakan “kalaulah aku di suruh memilih, maka aku akan tidak menjadi ketua”.
Pada saat bersamaan datang pula Ujian yang ia terima Ia di sidang oleh teman-temannya sendiri yang menginginkan agar ia segera turun dari jabatannya dari Amir KAMMI Komisariat Tanjungpinang, saudaraku, tahukah mereka bahwasanya diri ini sedang mendapatkan Ujian yang sangat besar yang harus di selesaikan untuk 2 tahun mendatang?... Kalaulah mereka tahu tentang Kondisi ku saat itu, tentulah mereka tidak akan sanggup menerima semua yang aku alami saat itu. tapi biarlah semua itu hanya aku dan Rabbu Izzah yang mengetahuinya, serta orang-orang yang mengetehuinya tentang permasalahan ini. Dan ia pun menerimanya dan segera mengadakan Agenda MUBES untuk memilih Amir KAMMI Daerah Kep. Riau. Meskipun ada sebagian besar dari peserta MUBES agar ia kembali memimpin KAMMI Daerah Kep. Riau, namun ia berbagai Skenario yang ia lakukan akhirnya ia tidak menjadi menjadi Amir, walaupun sikap yang diambilnya akhirnya di tentang oleh Teritorial, namun kembali ia meyakinkan sang Amir bahwa masa untuknya telah berakhir, kini kader yang lain lah yang harus menjadi Amir, dan saatnya KAMMI melahirkan tokoh-tokoh yang baru pula, karena itu sesuai dengan Visi KAMMI yaitu sebagai wadah permanen yang akan melahirkan pemimpin yang tangguh dimasa yang akan datang dalam mewujudkan masyarakat Islami di masa yang akan datang.
Dan disinilah awal dari berbagai ujian yang ia terima dari Allah SWT. Ketika Aksi untuk menolak kebijakan Pemerintah dalam melegalkan tempat Perjudian. Di awali saat ia di kejar-kejar oleh segerombolan orang-orang yang sesungguhnya ia sendiri tidak mengaetahuinya, ancaman pembunuhan, hingga ia harus dikeluarkan dari pekerjaan. Dan itu telah memupus harapan beliau untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil melalui jalur honor, bahwkan dalam peristiwa itu ia sempat di kucilkan dari orang-orang yang ia cintai. Namun ia menyadari, bahwa ada Hikmah yang dapat ia petik dari peristiwa itu mungkin ia melaksanakannya bukan atas dasar karena Allah SWT, sambil melanjutkan cerita ini ia ber Istighfar kepada Allah
Itulah sekelumit kisah dari seorang yang tegar di Jalan Da’wah. Kisah ini seperti di certikan oleh beliau, agar menjadi kenangan yang indah ketika ia bersam Da’wah ini.
Saudaraku… Sesungguhnyan aku mencintai engkau karena Allah.