Minggu, 31 Januari 2010

Yang Tersisa dari Sebuah Kisah

Ditengah hiruk pikuk Kota Gurindam dengan Aksi Demonstrasi yang dilakukan Oleh para Aktifis KAMMI, sebuah gerakan Mahasiswa yang konon mengedepankan Aspek Da’wah dalam menjalankan Aktifitasnya. Dan ditengah-tengah Aksi itu hadir sosok yang tidak asing lagi para Aktifisnya, maupun masyarakat umum. Ya… di merupakan sosok yang begitu garang ketika dalam Aksi, sosok yang tidak terlalu ideal dalam badannya. Kecil, tapi menurut para kaum Inteligent POLRESTA TANJUNGPINANG dia merupakan dalang dari berbagai macam Aksi yang di lakukan oleh KAMMI di zamannya. Dan setiap masa mesti meninggakan sebuah kisah, seperti kisah dari sosok yang saat ini menjadi topik. Tak banyak yang ia lakukan semasa di KAMMI, beliau pernah mengatakan pada seorang sahabat, maupun di Forum-forum KAMMI bahwa masuknya di KAMMI merupakan secara kebetulan tanpa ia duga sebelumnya.
Hari-hari yang dilaluinya bersama KAMMI telah banyak menempa dirinya untuk menjadi kader militan. Dan banyak sekali pengalaman yang ia bukukan bersama KAMMI hingga ia terpaksa untuk menjadi Amir di KAMMI, namun itu semua ia jalani dengan penuh Istiqomah. Ketika seorang temannya meminta menulis sebuah Novel yang mengangkat tentang pengalamannya bersama KAMMI, tapi beliau selalu menolaknya, namun ketika didesak terus oleh sang teman, barulah ia menulisnya.
Dalam suasana yang sunyi itu kami mulai bercerita. Perkenalnnya bersama KAMMI di awali ketika ia diajak untuk mengikuti Daurah Marhalah I KAMMI di Kota Batam. Dan berangkatlah ia ke Batam bersama rombongan ke Batam untuk mengikuti kegiatan tersebut. Tapi anehnya, beliau sendiri tidak mengatahui apa itu Daurah Marhalah I KAMMI, setelah di Batam beliau baru mengetahui bahwa itu adalah KAMMI alias Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, kalau dalam persepsi orang-orang kiri menyebutnya dengan ABG alias Akhwat Berjilbab Gede, bukan Anak Baru Gede lho…
Hari-hari berlalu dilaluinya bersama KAMMI hingga suatu saat dalam Syuro Internal bersama-sama teman-termannya memintanya untuk menjadi Amir di KAMMI, awalnya beliau menolaknya dengan alasan selain belum mencapai Kafa’ah banyak kader yang menolak beliau untuk menjadi Amir di KAMMI. Tetapi dengan berbagai alasan yang di kemukan oleh teman-temanya, dengan Bismillah ia menerimanya. Banyak peristiwa yang beliau alami saat menjadi Amir di KAMMI, ketika Kampus tempat beliau meninba Ilmu di bangku perkuliahan diadakan pemilu mahasiswa yang menempatkan kadernya menjadi Calon dan memenangkan pertarungan tersebut. Namun kemenangan tersebut menimbulkan rekasi penolakan terhadap lawan yang kalah. Dan akhirnya sang lawan menerimanya kekalahan tersebut berkat lobi antara beliau dengan ketua elemen Mahasiswa tempat sang lawan bernaung.
Hingga suatu saat datang Intruksi dari Pengurus KAMMI Pusat untuk memintanya segera melaksanakan persiapan untuk membentuk KAMMI Daerah Kep. Riau. Nah saat ini merupakan masa-masa yang sulit baginya untuk menjalankannya, bukan amanah untuk membentuk KAMMI Daerah yang membuatnya berat, tetapi Amanah dari Teritorial 1 dan KAMMI Pusat yang memintanya untuk menjadi Amir di KAMMI Daerah Kep. Riau, sesuai amanat dari para orang tua di Jammah ini. Hari-hari dilaluinya saat itu dengan penuh Cobaan. Samabil meneteskan Air mata ian mengatakan ke pada Sahabat yang menemaninya “Sahabatku… Aku tidak sanggup untuk memikul bebabn itu untuk menjadi Amir disitu, karena itu bukan tempatku” lebih lanjut ia mengatakan “kalaulah aku di suruh memilih, maka aku akan tidak menjadi ketua”.
Pada saat bersamaan datang pula Ujian yang ia terima Ia di sidang oleh teman-temannya sendiri yang menginginkan agar ia segera turun dari jabatannya dari Amir KAMMI Komisariat Tanjungpinang, saudaraku, tahukah mereka bahwasanya diri ini sedang mendapatkan Ujian yang sangat besar yang harus di selesaikan untuk 2 tahun mendatang?... Kalaulah mereka tahu tentang Kondisi ku saat itu, tentulah mereka tidak akan sanggup menerima semua yang aku alami saat itu. tapi biarlah semua itu hanya aku dan Rabbu Izzah yang mengetahuinya, serta orang-orang yang mengetehuinya tentang permasalahan ini. Dan ia pun menerimanya dan segera mengadakan Agenda MUBES untuk memilih Amir KAMMI Daerah Kep. Riau. Meskipun ada sebagian besar dari peserta MUBES agar ia kembali memimpin KAMMI Daerah Kep. Riau, namun ia berbagai Skenario yang ia lakukan akhirnya ia tidak menjadi menjadi Amir, walaupun sikap yang diambilnya akhirnya di tentang oleh Teritorial, namun kembali ia meyakinkan sang Amir bahwa masa untuknya telah berakhir, kini kader yang lain lah yang harus menjadi Amir, dan saatnya KAMMI melahirkan tokoh-tokoh yang baru pula, karena itu sesuai dengan Visi KAMMI yaitu sebagai wadah permanen yang akan melahirkan pemimpin yang tangguh dimasa yang akan datang dalam mewujudkan masyarakat Islami di masa yang akan datang.
Dan disinilah awal dari berbagai ujian yang ia terima dari Allah SWT. Ketika Aksi untuk menolak kebijakan Pemerintah dalam melegalkan tempat Perjudian. Di awali saat ia di kejar-kejar oleh segerombolan orang-orang yang sesungguhnya ia sendiri tidak mengaetahuinya, ancaman pembunuhan, hingga ia harus dikeluarkan dari pekerjaan. Dan itu telah memupus harapan beliau untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil melalui jalur honor, bahwkan dalam peristiwa itu ia sempat di kucilkan dari orang-orang yang ia cintai. Namun ia menyadari, bahwa ada Hikmah yang dapat ia petik dari peristiwa itu mungkin ia melaksanakannya bukan atas dasar karena Allah SWT, sambil melanjutkan cerita ini ia ber Istighfar kepada Allah
Itulah sekelumit kisah dari seorang yang tegar di Jalan Da’wah. Kisah ini seperti di certikan oleh beliau, agar menjadi kenangan yang indah ketika ia bersam Da’wah ini.
Saudaraku… Sesungguhnyan aku mencintai engkau karena Allah.