Sabtu, 12 September 2009
Humor dan Canda Rasulullah SAW
Seseorang sahabat mendatangi Rasulullah SAw, dan dia meminta agar Rasulullah SAW membantunya mencari unta untuk memindahkan barang-barangnya. Rasulullah berkata: “Kalau begitu kamu pindahkan barang-barangmu itu ke anak unta di seberang sana”. Sahabat bingung bagaimana mungkin seekor anak unta dapat memikul beban yang berat. “Ya Rasulullah, apakah tidak ada unta dewasa yang sekiranya sanggup memikul barang-barang ku ini?” Rasulullah menjawab, “Aku tidak bilang anak unta itu masih kecil, yang jelas dia adalah anak unta. Tidak mungkin seekor anak unta lahir dari ibu selain unta” Sahabat tersenyum dan dia-pun mengerti canda Rasulullah. (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud dan At Tirmidzi. Sanad sahih)
Seorang perempuan tua bertanya pada Rasulullah: “Ya Utusan Allah, apakah perempuan tua seperti aku layak masuk surga?” Rasulullah menjawab: “Ya Ummi, sesungguhnya di surga tidak ada perempuan tua”. Perempuan itu menangis mengingat nasibnya Kemudian Rasulullah mengutip salah satu firman Allah di surat Al Waaqi’ah ayat 35-37 “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya”. (Riwayat At Tirmidzi, hadits hasan)
Seorang sahabat bernama Zahir, dia agak lemah daya pikirannya. Namun Rasulullah mencintainya, begitu juga Zahir. Zahir ini sering menyendiri menghabiskan hari-harinya di gurun pasir. Sehingga, kata Rasulullah, “Zahir ini adalah lelaki padang pasir, dan kita semua tinggal di kotanya”. Suatu hari ketika Rasulullah sedang ke pasar, dia melihat Zahir sedang berdiri melihat barang-barang dagangan. Tiba-tiba Rasulullah memeluk Zahir dari belakang dengan erat. Zahir: “Heii……siapa ini?? lepaskan aku!!!”, Zahir memberontak dan menoleh ke belakang, ternyata yang memeluknya Rasulullah. Zahir-pun segera menyandarkan tubuhnya dan lebih mengeratkan pelukan Rasulullah. Rasulullah berkata: “Wahai umat manusia, siapa yang mau membeli budak ini??” Zahir: “Ya Rasulullah, aku ini tidak bernilai di pandangan mereka” Rasulullah: “Tapi di pandangan Allah, engkau sungguh bernilai Zahir. Mau dibeli Allah atau dibeli manusia?” Zahir pun makin mengeratkan tubuhnya dan merasa damai di pelukan Rasulullah. (Riwayat Imam Ahmad dari Anas ra)
Suatu ketika, Rasulullah saw dan para sahabat ra sedang ifthor. Hidangan pembuka puasa dengan kurma dan air putih. Dalam suasana hangat itu, Ali bin Abi Tholib ra timbul isengnya. Ali ra mengumpulkan kulit kurma-nya dan diletakkan di tempat kulit kurma Rasulullah saw. Kemudian Ali ra dengan tersipu-sipu mengatakan kalau Rasulullah saw sepertinya sangat lapar dengan adanya kulit kurma yang lebih banyak. Rasulullah saw yang sudah mengetahui keisengan Ali ra segera “membalas” Ali ra dengan mengatakan kalau yang lebih lapar sebenarnya siapa? (antara Rasulullah saw dan Ali ra). Sedangkan tumpukan kurma milik Ali ra sendiri tak bersisa. (HR. Bukhori, dhoif)
Aisyah RA berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah SAW dalam suatu perjalanan, saat itu tubuhku masih ramping. Beliau lalu berkata kepada para sahabat beliau, ”Silakan kalian berjalan duluan!” Para sahabat pun berjalan duluan semua, kemudian beliau berkata kepadaku, “Marilah kita berlomba.” Aku pun menyambut ajakan beliau dan ternyata aku dapat mendahului beliau dalam berlari. Beberapa waktu setelah kejadian itu dalam sebuah riwayat disebutkan:”Beliau lama tidak mengajakku bepergian sampai tubuhku gemuk dan aku lupa akan kejadian itu.”-suatu ketika aku bepergian lagi bersama beliau. Beliau pun berkata kepada para sahabatnya. “Silakan kalian berjalan duluan.” Para sahabat pun kemudian berjalan lebih dulu. kemudian beliau berkata kepadaku, “Marilah kita berlomba.” Saat itu aku sudah lupa terhadap kemenanganku pada waktu yang lalu dan kini badanku sudah gemuk. Aku berkata, “Bagaimana aku dapat mendahului engkau, wahai Rasulullah, sedangkan keadaanku seperti ini?” Beliau berkata, “Marilah kita mulai.” Aku pun melayani ajakan berlomba dan ternyata beliau mendahului aku. Beliau tertawa seraya berkata, ” Ini untuk menebus kekalahanku dalam lomba yang dulu.” (HR Ahmad dan Abi Dawud)
Rasulullah SAW juga pernah bersabda kepada ‘Asiyah, “Aku tahu saat kamu senang kepadaku dan saat kamu marah kepadaku.” Aisyah bertanya, “Dari mana engkau mengetahuinya?” Beliau menjawab, ” Kalau engkau sedang senang kepadaku, engkau akan mengatakan dalam sumpahmu “Tidak demi Tuhan Muhammad” Akan tetapi jika engkau sedang marah, engkau akan bersumpah, “Tidak demi Tuhan Ibrahim!”. Aisyah pun menjawab, “Benar, tapi demi Allah, wahai Rasulullah, aku tidak akan meninggalkan, kecuali namamu saja” (HR Bukhari dan Muslim) Wallahu’alam Bisshawab. Wabillahit Taufiq Wal Hidayah.
Kamis, 03 September 2009
Pewaris Nabi Itu Sahabtaku....
Akhirnya Aku kunjungi juga Blogsport ku ini....
Padahal baru saja tadi malam Aku di ingatkan pada seorang Adik angkat ku di Batam yang mengatakan.... "kak........ Jangan Face Book terus yang di buka... Tapi buka tuh Blog nya gak pernah di edit...."
Maknya Aku buka deh Blog ku ini yang sudah sekian bulan gak pernah di Edit....
Namun, seelum Aku buka Blog, Aku membuka Face Book n Mata ku tertuju pada sebuah tulisan Sahabatku... Maka ku Buka dan ku baca...
Alang kah terenyuh nya ketika Aku membaca Tulisan itu....
Dan inilah tulisan Sahabatku...
Di Bulan Mulia ini Allah menggerakan hati saya menuju rumah seorang sahabat sekaligus guru.
Usianya lebih muda, orangnya cerdas dan tawadhu. Sebenarnya keperluannya sederhana saja. ambil surat mutasi untuk menyambung berguru di tanah kelahiran.
Awalnya basa-basi tentang mudik lebaran. Tapi pembicaraan berkembang ke latar belakang kehadiran beliau di tanah seberang ini.
Dulu ketika beliau masih kuliah di LIPIA, pada tahun 2 ditawari gurunya untuk kerja sambilan di ELNUSA mengelola CSR perusahaan itu. Diantaranya memakmurkan masjid yang dibina oleh ELNUSA.
Masih kuliah sudah bekerja di perusahaan besar pasti impian semua mahasiswa. Ini rahmat Allah bagi para da'i-Nya. 3 tahun sudah beliau kuliah dan bekerja di ELNUSA. Di akhir kuliah sahabatku ini diminta untuk mengelola Badan Hubungan Luar Negeri sebuah partai da'wah oleh guru dakwahnya.
Karena aktifnya di BHLN itu dia memilih untuk resign dari Elnusa. Tapi Elnusa selalu menolak Resign sang sahabat karena dinilai berjasa.
Selama aktif di BHLN sahabtku ini mengelola permintaan daerah-daerah yang membutuhkan da'i. Sehingga beliau mengirim teman2 da'i seangkatannya di LIPIA ke berbagai daerah di Indonesia.
Kemudian salah seorang dai seangkatannya yang berjuang di tanah seberang mengingatkannya untuk mengamalkan ilmunya di daerah yang membutuhkan.
Setelah musyawarah dengan keluarganya, akhirnya beliau memutuskan untuk hiijrah ke tanah seberang memenuhi panggilan dakwah. Hijrah meninggalkan semua fasilitas yang telah dinikmatinya selama ini. Hijrah meninggalkan ibu kota yang gemerlap menawarkan kemudahan hidup. Hijrah menuju panggilan dakwah yang secara duniawi tidak menawarkan apa pun.
Tidak terbayang olehnya akan beratnya hidup di kepulauan. Ketiadaan air bersih (sehingga setiap minggu harus membeli air), listrik yang langganan mati, harga2 yang serba mahal dst. Tidak terbayangkan berbagai kesulitan yang akan menghampirinya dan keluarga kecilnya.
Tetapi subhanallah. Beliau lalui semua itu dengan ikhlas. Beliau berdakwah dengan segenap kemampuannya. membesarkan kaderisasi di tanah seberang.
Allahu Akbar. Ketika kebanyakan orang enggan meninggalkan kenikmatan dunia apalagi pindah ke daerah yang sulit. Sahabatku ini malah melakukan itu semua. Pasti. Tidak ada kekuatan apapun di dunia ini yang sanggup menggerakan manusia menempuh hal-hal berat selain keridhaan akan perintah Ilahi untuk menyebarkan risalah-Nya kepada segenap ummat Islam di penjuru negeri.
Demi dakwah, sang sahabat rela melepas gaji besar dan fasilitas lengkap. Demi dakwah beliau rela bergelap2 di malam hari karena PLN mengambil haknya. Demi dakwah beliau rela kekeringan dan menyisihkan penghasilannya untuk membeli air ratusan ribu rupiah setiap bulannya.
Memang Nabi di era ini sudah tiada. Nabi tercinta telah mendahului kita 14 abad yang lalu. Tapi para pewarisnya.. mereka yang percaya akan keridhaan Allah.. mereka yang sedia berkorban di jalan dakwah ini .. insya Allah masih dapat kita temui hari ini.
Sahabat.. terima kasih. Teladanmu membuat diri ini malu. apa yang sudah kuperbuat di dunia ini dibanding denganmu.
Sahabat... semoga Allah meridhaimu. Dan menggolongkan engkau bersama barisan pelanjut risalah penebar dakwah..
mereka Para Pewaris Nabi
Ia adalah Sahabat, Guru bagiku yang dikisah kan dalam Cerita itu...
Alangkah nya hinanya diri ini ketika Aku baru saja mengalami sedikit Mihnah dari Da'wah ini....
Tetapi Aku sudah melakukan Keluh kesah, padahal apa yang aku lakukan dalam Jama'ah ini belum lah seberapa bahkan jauh..........
Ya Rabbul Izzah....
Jangan biarkan hati ini untuk berpisah dengannya, karena Aku Rindu dengannya akan Siraman Taujihat sang guru tersebut....
Untuk mu Para Pewaris Nabi.....
Ingatkanlah Aku dalam Ke Alpaan.....
Kisah di atas kan menjadi Inspirasi bagiku dalam Mengarungi samudra Da'wah ini....
Selasa, 09 Juni 2009
Kanoute: Muslim di Luar dan Dalam Lapangan
Hidup di Barat, dan bergelut dengan budaya serta kebiasaan yang banyak bertentangan dengan prinsip hidup seorang Muslim, memang berat. Apalagi di dunia sepak bola, satu bidang olahraga yang paling popular di Eropa dan sangat memberi ruang pada kebebasan duniawi. Bahkan cenderung membuat orang lupa akan nilai-nilai agama. Kalaupun ada, untuk insan pesepak bola Muslim, diharuskan berhati-hati. Bukan rahasia lagi, sentimen agama masih keras dirasakan, selain juga anti-Islam yang banyak didengungkan oleh banyak pihak.
Kita tentu mengenal beberapa nama terkenal yang menghiasi dunia bola internasional. Misalnya saja, Zinedine Zidane. Jika Anda pergi ke tanah Arab dan berjumpa dengan seorang penggila bola di sana, maka jangan heran jika Zidane dianggap dewa, dikagumi sedemikian rupa. Alasannya? “Zidane seorang Muslim!”. Tapi apa daya, jarang sekali, bahkan mungkin kita tidak pernah melihat Zidane menunjukan sikapnya yang Muslim itu sendiri. Jika merayakan gol, Zidane biasa saja. Berita-berita tentang keseharian Zidane yang menunjukan kebiasaan Muslimnya, amatlah minim. Terus, kedua anak Zidane pun diberi nama Enzo dan Luca, dua nama yang sama sekali tidak mencirikan identitas Islam.
Zidane hanya satu contoh. Di Jerman, ada Franck Ribery yang juga Muslim namun—maaf—masih ikut menenggak bir ketika Bayern Muenchen juara liga. Di Premier League, Nicolas Anelka sering meletakan dua tangannya usai mencetak gol sebagai tanda syukur yang menunjukan ia seorang Muslim. Namun, media Inggris juga ramai memberitakan kehidupan bebasnya. Wallohu alam.
Namun, berbeda dengan Frederic Kanoute. Di dalam dan luar lapangan, ia adalah Muslim sejati. Siapa Kanoute?
Karir Sepakbola Kanoute
Kanoute terlahir dengan nama Frederic Oumer Kanoute di Sainte-Foy-lès-Lyon, 2 September 1977. Walaupun lahir di Prancis, tetapi Kanoute lebih dekat dengan Negara asal kedua orang tuanya, Mali. Ini dikarenakan ikatan Muslim yang melekat dalam dirinya.
Karir sepakbolanya dimulai di klub Prancis, Lyon. Ia memulai di usia yang cukup belia yaitu 18 tahun. Tahun 2000, Kanoute direkrut oleh salah satu klub Liga Inggris, West Ham United. Di klub ini, ia main sebanyak 84 kali dan menghasilkan 29 gol. Jumlah yang cukup banyak untuk ukuran pendatang baru saat itu. Karena aksinya itu, Kanoute diminati klub yang lebih besar. Pada tahun 2002, ia pun hijrah ke Tottenham Hotspur. Di Spurs, Kanoute hanya bertahan dua musim dengan torehan gol sebanyak 21. Namun karir cemerlang Kanoute sebenarnya semakin nampak ketika ia mulai bermain untuk Sevilla, klub Spanyol. Di klub ini, kecuali musim pertamanya dan musim 2008-2009, Kanoute selalu mencetak gol lebih dari 20 gol setiap musimnya. Jumlah yang hanya bisa diraih segelintir penyerang saja.
Keislaman Kanoute
Kanoute tak pernah sungkan dalam menunjukan identitas keislamannya, baik di luar lapangan ataupun di dalam lapangan. Di lapangan misalnya, setiap kali mencetak gol, ia tak pernah lupa merayakannya dengan cara-cara yang “berani”. Misalnya dengan bersujud dan atau gerak tangan seperti orang Islam yang telah berdoa.
Dalam kondisi apapun, Kanoute tetap menjalankan kewajibannya untuk shalat. Tak jarang ia shalat di kamar ganti dan disaksikan oleh rekan-rekannya. Awalnya ritual itu membuat heran sesama pemain yang memang notabene non-Islam, namun lama-kelamaan, hal itu menjadi pemandangan yang biasa. Bahkan rekan-rekannya di Sevilla memberikan toleransi yang besar kepada Kanoute untuk melaksanakan keyakinannya.
Jika Ramadhan mendatang, Kanoute tetap menjalankan ibadah puasa. Baik ketika latihan ataupun bertanding. Namun, khusus ketika berlatih, pelatih fisik Sevilla memberikan kelonggaran kepada Kanoute untuk berlatih tidak secara penuh. Sedangkan dalam pertandingan, Kanoute tetap bermain penuh dan profesional kendati tidak makan dan minum. Untungnya, pertandingan Liga Spanyol lebih banyak dimainkan pada waktu malam hari, terutama untuk klub-klub besar.
Simpati Untuk Palestina.
Ketika Gaza tengah diobrak-abrik Israel, ribuan rakyat Palestina syahid akibat agresi kaum Yahudi Zionis Januari silam, Kanoute tercatat hanya satu-satunya pesepakbola yang menyampaikan simpati dan dukungannya kepada Palestina. Hal itu ia tunjukan dengan cara membuka bajunya untuk memperlihatkan kaos dalamnya yang bertuliskan "Palestine". Kata Palestina itu ditulis juga dalam beberapa bahasa yang lain. Itu ia lakukan dalam pertandingan Sevilla kontra Deportivo La Coruna.
Aksi Kanoute tersebut mengundang banyak komentar dan reaksi. Federasi Sepak Bola Spanyol (REF) memberlakukan denda kepada Kanoute sebanyak 3000 euro atau sekitar Rp. 45 juta. Keputusan Federasi Sepak Bola Spanyol ini menuai aksi protes dari segala penjuru. Peraturan federasi Spanyol melarang para pemain menunjukkan berbagai publisitas atau slogan-slogan sepanjang pertandingan berlangsung. Menurut federasi itu, hukuman tersebut tidak mempermasalahkan sifat dasar politik dari pesan itu. Tetapi mereka menyoroti fakta bahwa sang pemain telah menunjukkan suatu pesan yang dinilai melanggar peraturan. Pep Guardiola, pelatih Barcelona, membela Kanoute untuk aksinya itu.
Tanggapan Kaonute? ”Itu merupakan sesuatu yang saya rasa harus saya lakukan. Setiap orang seharusnya merasa bertanggung jawab saat menyaksikan ada suatu situasi yang sangat tidak adil itu. Saya merasa 100 persen bertanggung jawab atas apa yang saya lakukan dan saya tidak takut atas sanksi itu,” ujarnya kepada televisi swasta Telecinco.
Muslim di Luar Lapangan
Kanoute memang dikenal sebagai muslim yang taat. Pada tahun 2007 misalnya, pemain terbaik Afrika 2007 ini pernah memberikan gajinya selama setahun, sebesar 700.000 dolar AS atau sekitar Rp 7 miliar untuk menyelamatkan masjid terakhir yang ada di Sevilla. Masjid tersebut sedianya akan dijual karena populasi Muslim di kota tersebut mulai punah. Pemerintah setempat pun akhirnya memberi nama tempat ibadah tersebut sesuai dengan sang pembeli.
"Jika tidak ada Kanoute, kami tidak akan beribadah pada hari Jumat lagi, di mana itu adalah hari yang suci bagi umat muslim," tukas wakil dari komunitas Islam Spanyol, sesaat setelah Kanoute membeli Masjid tersebut, seperti dilansir AFP.
Ketaatan Kanoute dalam mengamalkan ajaran Islam juga mendapat dukungan penuh dari Sevilla. Ia diberi jersey (seragam) khusus tanpa sponsor. Hal itu karena sponsor utama Los Palanganas, 888.com, adalah situs judi yang bertentangan dengan ajaran Islam. Ia juga menyumbangkan seluruh hasil penjualan kaosnya untuk beramal.
Kanoute: Muslim di Luar dan Dalam Lapangan
Tak banyak pesepak bola Muslim yang mau menunjukkan identitas keislamannya di lapangan hijau. Pengecualian itu tak berlaku buat Frederic Kanoute. Penyerang klub sepakbola asal Spanyol, Sevilla bangga menjadi seorang Muslim, dan itu ia tunjukan dengan jelas dalam aksi, sikap hidup, atau selebrasinya.
Hidup di Barat, dan bergelut dengan budaya serta kebiasaan yang banyak bertentangan dengan prinsip hidup seorang Muslim, memang berat. Apalagi di dunia sepak bola, satu bidang olahraga yang paling popular di Eropa dan sangat memberi ruang pada kebebasan duniawi. Bahkan cenderung membuat orang lupa akan nilai-nilai agama. Kalaupun ada, untuk insan pesepak bola Muslim, diharuskan berhati-hati. Bukan rahasia lagi, sentimen agama masih keras dirasakan, selain juga anti-Islam yang banyak didengungkan oleh banyak pihak.
Kita tentu mengenal beberapa nama terkenal yang menghiasi dunia bola internasional. Misalnya saja, Zinedine Zidane. Jika Anda pergi ke tanah Arab dan berjumpa dengan seorang penggila bola di sana, maka jangan heran jika Zidane dianggap dewa, dikagumi sedemikian rupa. Alasannya? “Zidane seorang Muslim!”. Tapi apa daya, jarang sekali, bahkan mungkin kita tidak pernah melihat Zidane menunjukan sikapnya yang Muslim itu sendiri. Jika merayakan gol, Zidane biasa saja. Berita-berita tentang keseharian Zidane yang menunjukan kebiasaan Muslimnya, amatlah minim. Terus, kedua anak Zidane pun diberi nama Enzo dan Luca, dua nama yang sama sekali tidak mencirikan identitas Islam.
Zidane hanya satu contoh. Di Jerman, ada Franck Ribery yang juga Muslim namun—maaf—masih ikut menenggak bir ketika Bayern Muenchen juara liga. Di Premier League, Nicolas Anelka sering meletakan dua tangannya usai mencetak gol sebagai tanda syukur yang menunjukan ia seorang Muslim. Namun, media Inggris juga ramai memberitakan kehidupan bebasnya. Wallohu alam.
Namun, berbeda dengan Frederic Kanoute. Di dalam dan luar lapangan, ia adalah Muslim sejati. Siapa Kanoute?
Karir Sepakbola Kanoute
Kanoute terlahir dengan nama Frederic Oumer Kanoute di Sainte-Foy-lès-Lyon, 2 September 1977. Walaupun lahir di Prancis, tetapi Kanoute lebih dekat dengan Negara asal kedua orang tuanya, Mali. Ini dikarenakan ikatan Muslim yang melekat dalam dirinya.
Karir sepakbolanya dimulai di klub Prancis, Lyon. Ia memulai di usia yang cukup belia yaitu 18 tahun. Tahun 2000, Kanoute direkrut oleh salah satu klub Liga Inggris, West Ham United. Di klub ini, ia main sebanyak 84 kali dan menghasilkan 29 gol. Jumlah yang cukup banyak untuk ukuran pendatang baru saat itu. Karena aksinya itu, Kanoute diminati klub yang lebih besar. Pada tahun 2002, ia pun hijrah ke Tottenham Hotspur. Di Spurs, Kanoute hanya bertahan dua musim dengan torehan gol sebanyak 21. Namun karir cemerlang Kanoute sebenarnya semakin nampak ketika ia mulai bermain untuk Sevilla, klub Spanyol. Di klub ini, kecuali musim pertamanya dan musim 2008-2009, Kanoute selalu mencetak gol lebih dari 20 gol setiap musimnya. Jumlah yang hanya bisa diraih segelintir penyerang saja.
Keislaman Kanoute
Kanoute tak pernah sungkan dalam menunjukan identitas keislamannya, baik di luar lapangan ataupun di dalam lapangan. Di lapangan misalnya, setiap kali mencetak gol, ia tak pernah lupa merayakannya dengan cara-cara yang “berani”. Misalnya dengan bersujud dan atau gerak tangan seperti orang Islam yang telah berdoa.
Dalam kondisi apapun, Kanoute tetap menjalankan kewajibannya untuk shalat. Tak jarang ia shalat di kamar ganti dan disaksikan oleh rekan-rekannya. Awalnya ritual itu membuat heran sesama pemain yang memang notabene non-Islam, namun lama-kelamaan, hal itu menjadi pemandangan yang biasa. Bahkan rekan-rekannya di Sevilla memberikan toleransi yang besar kepada Kanoute untuk melaksanakan keyakinannya.
Jika Ramadhan mendatang, Kanoute tetap menjalankan ibadah puasa. Baik ketika latihan ataupun bertanding. Namun, khusus ketika berlatih, pelatih fisik Sevilla memberikan kelonggaran kepada Kanoute untuk berlatih tidak secara penuh. Sedangkan dalam pertandingan, Kanoute tetap bermain penuh dan profesional kendati tidak makan dan minum. Untungnya, pertandingan Liga Spanyol lebih banyak dimainkan pada waktu malam hari, terutama untuk klub-klub besar.
Simpati Untuk Palestina.
Ketika Gaza tengah diobrak-abrik Israel, ribuan rakyat Palestina syahid akibat agresi kaum Yahudi Zionis Januari silam, Kanoute tercatat hanya satu-satunya pesepakbola yang menyampaikan simpati dan dukungannya kepada Palestina. Hal itu ia tunjukan dengan cara membuka bajunya untuk memperlihatkan kaos dalamnya yang bertuliskan "Palestine". Kata Palestina itu ditulis juga dalam beberapa bahasa yang lain. Itu ia lakukan dalam pertandingan Sevilla kontra Deportivo La Coruna.
Aksi Kanoute tersebut mengundang banyak komentar dan reaksi. Federasi Sepak Bola Spanyol (REF) memberlakukan denda kepada Kanoute sebanyak 3000 euro atau sekitar Rp. 45 juta. Keputusan Federasi Sepak Bola Spanyol ini menuai aksi protes dari segala penjuru. Peraturan federasi Spanyol melarang para pemain menunjukkan berbagai publisitas atau slogan-slogan sepanjang pertandingan berlangsung. Menurut federasi itu, hukuman tersebut tidak mempermasalahkan sifat dasar politik dari pesan itu. Tetapi mereka menyoroti fakta bahwa sang pemain telah menunjukkan suatu pesan yang dinilai melanggar peraturan. Pep Guardiola, pelatih Barcelona, membela Kanoute untuk aksinya itu.
Tanggapan Kaonute? ”Itu merupakan sesuatu yang saya rasa harus saya lakukan. Setiap orang seharusnya merasa bertanggung jawab saat menyaksikan ada suatu situasi yang sangat tidak adil itu. Saya merasa 100 persen bertanggung jawab atas apa yang saya lakukan dan saya tidak takut atas sanksi itu,” ujarnya kepada televisi swasta Telecinco.
Muslim di Luar Lapangan
Kanoute memang dikenal sebagai muslim yang taat. Pada tahun 2007 misalnya, pemain terbaik Afrika 2007 ini pernah memberikan gajinya selama setahun, sebesar 700.000 dolar AS atau sekitar Rp 7 miliar untuk menyelamatkan masjid terakhir yang ada di Sevilla. Masjid tersebut sedianya akan dijual karena populasi Muslim di kota tersebut mulai punah. Pemerintah setempat pun akhirnya memberi nama tempat ibadah tersebut sesuai dengan sang pembeli.
"Jika tidak ada Kanoute, kami tidak akan beribadah pada hari Jumat lagi, di mana itu adalah hari yang suci bagi umat muslim," tukas wakil dari komunitas Islam Spanyol, sesaat setelah Kanoute membeli Masjid tersebut, seperti dilansir AFP.
Ketaatan Kanoute dalam mengamalkan ajaran Islam juga mendapat dukungan penuh dari Sevilla. Ia diberi jersey (seragam) khusus tanpa sponsor. Hal itu karena sponsor utama Los Palanganas, 888.com, adalah situs judi yang bertentangan dengan ajaran Islam. Ia juga menyumbangkan seluruh hasil penjualan kaosnya untuk beramal.
Minggu, 26 April 2009
Kisah Kasih yang Terpendam.
Sudah lama juga ya… Aku tidak buka Blog ini…, padahal… beberapa Ikhwan dan Akhwat selalu bertanya… mana nih kok isi Blognya itu2 melulu… gak pernah di Up Date… Tapi beneran deh… kenapa hari ini aku teringat sama kisah masa lalu ku…, dan lantas aku ada ingin mendokumentasikan dalam Blog. Dan begini ceritanya saudara2… Hari melelahkan di siang saat itu, karena aku baru saja pulang kerja. Saking lelahnya aku saat itu, aku matikan saja Hp ku dengan maksud agar tidak ada yang mengganggu waktu istirahatku, di tambah lagi Hp ku benar-benar Low Bate, segera saja ku raih Cas Hp dan ku Cas Hp ku dan ku tinggal tidur siang.
Tepat waktu Ashar aku terbangun dan segera aku bergegas ambil air Wudhu untuk segera ke Masjid yang kebetulan Rumahku berada di atas Masjid.
Setelah Shalat aku Tilwah terlebih dahu seperti biasa aktifitasku setelah melaksanakan Ibadah Shalat. Kuhidupkan Hp ku dan tak lama berbunyi lah Hp ku tut tut tut….. berarti tanda sms masuk ke Hp ku dan alangkah terkejutnya aku ketika aku membaca “Hai kak Yudhis…… Apa kabar? Masih ingat dengan dengan kenangan kita berdua waktu di Pramuka n PMR di MTsN?” begitulah isi sms tersebut.
Lantas ku balas si yang mengirim sms tersebut “siapa ya? Teman ku di Pramuka MTsN itu banyak…”
Dan beberapa menit ku terima balasan yang mengirim sms tadi “masa kak Yudhis lupa sama aku… Aku ini Nia… Wah ternyata Kak Yudhis yang aku kenal dulu kini telah berubah ya? Tentu bsnysk Cewek yang naksir…” dalam hati ku katakana gak tahu apa nih Orang bahwa Aku sekarang telah jadi Ikhwan… Lantas aku pura-pura bego saja dan membalas sms itu, padahal aku sudah melupakan dia sejak tamat MTsN dulu….
Tapi jujur, aku emang kenal sama dia n dia emang dekat denganku waktu dulu…
Wah aku jadi teringat kisah lama nheh, sebuah kisah ketika aku masih duduk di bangku MTsN dulu alis ketika masih ABG, atau dalam istilahnya Anak Baru Gede (bukan akhwat berjilbab gede) seperti yang di bicarakan orang di luar ketikan menyebut Perempuan yang tergabung dalam Jama’ah Ikhwanul Muslimin atau HT.
Nah singkat cerita nih… Dahulu kala emang aku Ikut Ekstrkurikuler Pramuka waktu di MTsN Tanjungpinang. N di Pramuka itu aku bertemanlah dengan seorang Siswi yang bernama Nia, jujur ketika pertama kali aku jumpa dengannya aku emang sempat mengungkapkan Isi hatiku dengannya melalui sebuah Surat yang Aku sampaikan sendiri kepadanya, bahwa aku mencintai dirinya.
Tapi malang nasibku, ternyatadia menolak Cinntaku yang dia balas juga melalui surat yang ia samapaikan sendiri kepadaku. Tetapi kenapa dia dating di saat aku sedang menikmati Indahnya jalan yang menjadi pilihanku. “Ya Robb… Jauhkan aku dari segala mihnamu saat ini ya Rab…”
Dan untuk lari dari kejaran dia maka aku saat itu berbohong kepada nya, Aku katakana bahwasanya Aku akan Menikah dengan Seorang Gadis yang telah di pilihkan seorang Ust untukku.
Lantas ia mengirim sms kepada ku, “Yudhis, sebenarnya aku sangat mencintai kamu, semua kenangan yang kita lalui telah kutulis dalam Buku Harianku, sungguh Indah masa itu…, dan Akau Menyesal kenapa aku dahulu Menolak Cintamu yang kau sampaikan dalam sepucuk Surat, tapi apa bila aku kemarin menerima Cintamu… Tentunya aku telah menjadi orang yang paling berbahagia ”
Dan aku katakan padanya Saudariku….. yang berlalu biarlah berlalu, aku berharap agar kamu bisa lebih dewasa n kamu sadari bahwa apa yang kita miliki tidak akan kekal.
Eh… dia malah membbalas sms “Kak, hidupku kini hancur….. Besok aku akan bercerai dari suamiku…, yang ada dalam hatiku hanyalah Kakak, mau kah kakak menemani ku untuk selamanya n menjadi Suamiku?... Oh iya kak, Aku telah memiliki 2 orang anak, anak ku yang pertama aku beri nama Yudhistira Nia Ramadhan dan yang ke dua aku beri nama Andi Nugraha” Sejenak aku mengerenyitkan keningku sambil bergumam “Itu kan namaku…, kenapa dia seperti itu…”
Y Robb, kenapa semua ini seperti ini? Aku tidak tahu kenapa, apakah ada yang salah dari diriku?
Lantas dia mengirim kembali sms nya… “Kak, kalau kakak akan menikah, Nia Do’akan, semoga Kakak Bahagia n aku akan turut bahagia pula, tapi apa bila Kakak Tidak Bahagia, maka Aku akan bersedih, karena aku tidak ingin Orang yang Aku Cintai tidak bahagia, dan aku akan siap menemani kakak kapan pun n di manapun kakak butuhkan dan ijinkan aku untuk tetap selalu mencintai kakak seorang, dalam hati ini hanya kakak yang aku Cintai n aku sayangi, bagiku Posisi Kakak tidak tergantikan, walaupun aku telah Menikah dan besok aku akan bercerai dari Suamiku.
Demikianlah sms yang dia kirim ketika itu… dan hari ini tepat 2 tahun dia mengirimkan sms yang terakhir…
Sebelum ia mengakhiri sms yang terakhir ia mengatakan suatu hal dalam sms nya “Kak, besok aku akan pergi ke Batam untuk mencoba melalui hidup ku yang baru setelah aku bercerai dari suamiku… Satu hal yang harus kakak ketahui seperti yang aku sampaikan bahwa aku tidak akan melupakan kakak, karena dalam hati ini hanya ada kakak seorang, sekali lagi maafkan aku bila telah menggangu kakak beberapa hari ini, dan izinkan aku untuk selalu mencintai kakak walaupun kini kakak telah berbahagia…
Aku tidak menyangka orang yang aku anggap teman selama ini ternyata menyimpan rasa cinta terhadap diriku….
Dari kisah di atas aku hanya berdo’a “Ya Robb, lindungi lah ia n masukkan ia dalam barisan Da’wah ini.
Dan kalau aku mengenang Kisah masa Jahiliyah itu aku teringat akan sebuah Nasyid yang di nyanyikan Oleh Grup Nasyid Suara Persaudaraan dan apa bila aku mendengar lagu itu, aku teringat ketika aku masih jahiliyah dulu…
Dan aku berharap Ini yang terakhir orang yang menjadi masa lalu ku menggoda dirku…
Karena aku ingin menikmati jalan yang telah menjadi pilihan ku…
Senin, 12 Januari 2009
Kenanganku Dengannya
Akhir2ini Aku selalu teringat dengan sesorang yang tidak asing lagi bagiku, beliau adalah Bu De yang selama ini telah kuanggap sebagai Ibuku sendiri, karena dengan beliau lah Aku di Asuh derta dididik yang menurut orang di sana semenjak Aku Lahir, karena setelah Ibu Melahirkan aku, Ibu dipanggil untuk Kuliah di ITB.
Msih teringat di benakku ketika Aku kecil di belai olehnya dengan kasih sayang, agar Aku menjadi orang yang penyabar, senantiasa Optimis, serta berjiwa Organisasi.
Kini, 11 tahun setelah kepergiannya.
Aku tidak menyangka begitu cepat ia berlalu dari hadapanku.
Ternyata kepergianku ke Tanah Jawa untuk Menuntut Ilmu merupakan waktu yang terakhir kalinya aku untuk bertemu dengannya.
Masih teringat dalam ingatanku ketika Aku akan berngkat, ia mengatakan bahsanya aku tidak akan bertemu dengannya lagi, karena peremuan ini adalah pertemuan yang terakjir antara aku dengannya, tetapi aku sadari, bahnwa sanya di balik semua peristiwa itu, ada sebuah pelajaran yang tidak aku ketahui yang di berikan oleh Allah. Dan Aku sadari, bahwa segala sesuatu datang nya dari Allah n akan kembali pula kepada Allah.
Satu yang Aku sesalkan adalah, hingga Akhir hayatnya Aku belum bisa membalas semua pengorbanan yang telah ia berikan kepada ku.