Sabtu, 20 Desember 2008


Siapakah Kekasih Allah Itu?


Tidaklah Allah menarik seorang kekasih ke Haribaan-Nya, kecuali karena kedermawannya (Al Hadis). Wali Allah artinya kekasih Allah. Ia orang yang sangat dekat dengan-Nya. Begitu dekatnya, sehingga ia menyerap di antara sifat rahman dan rahim-Nya sampai ke tingkat yang setinggi-tingginya. Di antara ciri-cirinya, ia suka berinfak dan gemar menderma. Abu Al Abbas Al Zuzani meriwayatkan, " Telah sampai kepadaku kisah tentang Ibrahim. Allah bertanya kepadanya : Tahukah kamu kenapa aku mengambil kamu sebagai kekasih-Ku ( khalili ). Ibrahim menjawab : Tidak ya Rabbi. Tuhan berfirman : Aku menengok hati nuranimu. Aku temukan di sana ternyata kamu lebih senang memberi dari pada mengambil." Begitu mulianya orang yang dermawan, sehingga walaupun ia berdoa besar, ia tetap disukai Tuhan. Ketika Nabi Musa AS pergi ke bukit Sinai, ia menitipkan kaum Bani Israil kepada Nabi Harun. Tapi sepeninggalan Musa, orang-orang Bani Israil kembali Musyirik atas bujukan Samiri, lantaran terpesona dengan patungnya yang ajaib, yang bisa berbicara. Akhirnya mereka menyembah patung itu. Sekembalinya Nabi Musa AS, Samiri dipanggil dan harus dihukum mati. Ketika saat eksekusi akan dilakukan, malaikat Jibril turun menyampaikan firman Allah SWT, " Lepaskan dia dari hukuman mati karena walaupun ia memurtadkan banyak orang tetapi dia orang yang dermawan." Samiri bahkan dikaruniai usia yang panjang. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW," Amal apa yang paling utama ? " Nabi SAW menjawab, "Seutama-utama amal ialah memasukkan rasa bahagia pada hati orang yang beriman, yaitu melepaskannya dari rasa lapar, membebaskannya dari kesulitan, dan membayarkan utang-utangnya " ( HR Ibnu Hajar ). Kemudian Nabi mulia itu bersabda, " Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya membaguskan jamuan tamunya." Aisyah RA pun berkata, " Tidak henti-hentinya malaikat mendoakan kalian sepanjang makanan untuk tamu dihidangkan." Menantu Rasulullah SAW, Ali pernah suatu hari beliau menangis. Ketika ditanya, Ali menjawab, " Sudah satu minggu tidak datang tamu kepadaku dan aku takut akan menghinakan aku." Mengapa orang lebih cepat dekat dengan Allah melalui kedermawanan daripada zikir dan doa ? Perjalanan menuju Allah adalah upaya untuk hijrah dari kungkungan dirinya menuju rumah Tuhan, dari perhatian kepada kepentingan pribadi menuju perhatian sepenuhnya kepada Allah. Jadi orang yang dermawanan adalah orang yang tidak meletakkan kebahagiaannya pada pemilikan harta. Ia bahagia bukan karena bisa mengambil banyak. Ia bahagia karena bisa memberi banyak. Ali Zainal Abidin terkenal senang memikul gandum di malam hari di kota Madinah, ia membagikannya kepada fakir miskin. Semuanya tanpa diketahui orang. Bila ada orang datang ke rumahnya minta tolong, ia berucap, " Selamat datang wahai orang yang berkenan memikul bekalku untuk hari akhirat." Abdullah bin Umar meriwayatkan hadis Rasulullah SAW yang berbunyi, " Sesungguhnya Allah menolakkan bencana-bencana karena kehadiran muslim yang saleh dari seratus keluarga tetangganya. Kemudian ia membaca firman Allah, " Sekiranya Allah tidak menolakkan sebagian manusia dengan sebagian yang lainnya, niscaya sudah hancurlah bumi ini " (qs.2:251). Lalu siapa orang yang saleh itu ? Kata Rasulullah SAW, " Mereka tidak mencapai kedudukan yang mulia itu karena banyak salat atau banyak puasa." " lantas karena apa ? "tanya di antara sahabat, dengan agak heran. Beliau bersabda, "Dengan kedermawanan dan kecintaan yang tulus kepada kaum muslimin." Dalam hadis lain Nabi SAW berkata, " Orang dermawan dekat dengan surga dan jauh dari neraka." Si dermawan hatinya selalu tenang dan akan selalu menemukan kenikmatan di dalam segala situasi. Lebih-lebih dalam beribadah, terutama ketika salat. Sebabnya karena ia akan terus dijaga oleh para malaikat, diberi cahaya alam kegelapan dan diberi ilmu secara langsung oleh Allah SWT. Oleh karena itu ketika kita membantu orang-orang miskin, janganlah berpikir bahwa kita membantu. Pada hakikatnya kitalah yang dibantu oleh mereka. Antara lain kita dibawa lebih dekat kepada Allah SWT. Rasulullah SAW sangat menyenangi tempat-tempat yang di situ kita menyantuni fakir miskin. Kepada Aisyah, beliau berpesan, " Wahai Aisyah, dekatilah orang-orang miskin. Cintai mereka, nanti Allah kan dekat dengan kamu." Dalam satu hadis Qudsi, Allah SWT berfirman, " Carilah karunia Allah dengan mendekati orang yang dekat dengan orang miskin. Karena pada merekalah Aku jadikan keridhaan-Ku." Aisyah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, " Surga adalah kampung orang dermawan." Dari beberapa data di atas, jelas bagi kita bahwa yang mempercepat orang mencapai derajat yang tinggi di sisi Allah SWT bukanlah frekuensi salat sunat dan puasa sunat. Semua ibadah itu hanyalah ungkapan rasa syukur kita kepada Allah yang seringkali jauh lebih sedikit dari anugerah Allah kepada kita. Yang sangat cepat mendekatkan diri kepada Allah, ialah al sakha, kedermawanan dan kesetiaan yang tulus kepada kaum muslim. Yang paling hebat lagi, kalau bergabung semuanya. Ibadah ritual dan ibadah sosial. Rasulullah SAW bersabda, " Barang siapa di waktu pagi berniat untuk membela orang yang teraniaya dan memenuhi kebutuhan seorang muslim, baginya ganjaran seperti ganjaran haji mabrur."